Tentang Sayur Lodeh 7 Komposisi, Ritual Tolak Bala di Yogyakarta




Sudah dua tahun berlalu Indonesia mengalami badai pandemi. Kecemasan serta ketakutan jelas terasa ketika kabar jatuhnya satu persatu korban akibat pandemi. Jika kembali ke masa itu, masyarakat berbondong-bondong mencari cara untuk mengatasi pandemi ini. Ada berbagai hal ditempuh, baik secara modern atau mengikuti adat istiadat yang berkembang. Seperti halnya warga Yogyakarta yang kala itu melakukan ritual tolak bala menggunakan sayur lodeh 7 komposisi.

Ritual tolak bala dilakukan di berbagai tempat di Indonesia. Ritual tolak bala ini adalah sebuah kearifan lokal, elemen dari kebudayaan yang harus dilestarikan. Ritual tola bala ini juga dapat bersifat turun temurun. Usaha ini dilakukan dengan tujuan tentu saja untuk memerangi suatu hal buruk, dalam hal ini adalah pageblug.

Ritual tolak bala di Yogyakarta ini cukup unik. Ritual tolak bala yang dilakukan adalah mengonsumsi sayur lodeh. Ritual tolak bala menggunakan sayur lodeh ini bukan hanya sekali dua kali dilakukan oleh masyarakat Yogyakarta, tetapi sudah ada pada tahun-tahun sebelumnya.

Sayur lodeh yang merupakan salah satu wujud nyata dari kreativitas asli Indonesia ini memiliki nilai tersendiri untuk orang Jawa. Sebagai salah satu masakan baru, orang Jawa juga bermain simbol dan filosofi dalam sayur yang biasa disantap oleh masyarakat tersebut. Sayur lodeh yang biasanya dimasak dengan santan ini memiliki beberapa komposisi. Masing-masing komposisi pastilah memiliki arti tersendiri yang membuat kepercayaan banyak warga  Yogyakarta, bahwa dengan memasak sayur lodeh dapat menolak bala pageblug yang terjadi. 

Pada awal pandemi, sekitar tahun 2020, kabar untuk membuat sayur lodeh 7 komposisi mulai tersebar melalui media social sebagai ritual tolak bala. Komposisi yang harus dimasak dalam sayur lodeh ini adalah kluwih, cang gleyor (kacang panjang), terong, kulit melinjo, waluh, godhong so (daun so), dan tempe. Meskipun begitu, masyarakat masih merasa abu-abu akan kabar tersebut, apakah kabar tersebut resmi atau tidak. Akan tetapi, beberapa komposisi yang disebutkan, selain memiliki kandungan yang bermanfaat bagi tubuh, ternyata juga memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Jawa yang berhubungan dengan situasi pageblug.

Pertama, ada sayur kluwih yang memiliki nama latin Artocarpus camansi Selain memiliki khasiat tinggi, ternyata bagian dari pohon buah kluwih, yaitu bungnya, dapat juga menjadi insektisida nyamuk Aedes aegypti Linn. Secara kandungan gizi, kluwih mengandung banyak mineral dan vitamin. Bukan hanya sekedar menyehatkan secara fisik, secara filosofi, kluwih dapat diartikan sebagai linuwih (lebih) atau dalam hal ini berarti kulawarga luwihana anggone gulawentah gatekake atau keluarga seharusnya lebih diurusi dan diperhatikan.

Kluwih memberikan filosofi bahwa ketika pageblug datang, ada baiknya di rumah, lebih memerhatikan keluarga. Selain itu, kluwih juga menjadi sebuah pengingat bahwa hidup tidaklah selalu tentang dunia. Ketika pageblug datang, orang akan lebih sering di rumah dan menghabiskan waktu bersama orang terkasih. Meskipun masih banyak juga yang terjebak di tempat perantauan. Tetapi itu juga dapat memberikan nilai positif untuk mengolah rasa dan kemandirian.

Kedua, ada sayur cang gleyor atau kacang panjang atau nama latinnya adalah Vigna sinesis L Kacang panjang ini ternyata berkhasiat untuk membantu mengendalikan kadar glukosa darah tinggi pada pasien diabetes mellitus karena memiliki kandungan vitamin B1 dan serat. Selain itu, kacang panjang juga memiliki banyak kandungan mineral serta antioksidan. Sedangkan filosofi dari kacang panjang ini adalah cancangen awakmu aja lunga-lunga.

Filosofi kacang panjang cancangen awakmu aja lunga-lunga artinya adalah ikatlat dirimu, jangan pergi-pergi. Hal tersebut memberikan indikasi bawah dalam pandemi haruslah kita menjaga diri agar terhindar dari berbagai kemungkinan yang ada. Aja lunga-lunga memberikan pengertian bahwa seseorang tidak boleh pergi terlalu jauh agar tetap aman berada pada lingkungannya. Hal tersebut dapat menjadi pengingat bagi setiap orang agar tetap menjaga diri dalam berbagai kondisi. Selain menghindari merepotkan orang lain, menjaga diri juga dapat menghindarkan sesuatu yang buruk terjadi kepada seseorang.

Ketiga, ada sayuran terong atau nama latinnya Solanum melongena L. sayuran ini sangat akrab dalam telinga dan bisa dijumpai di mana saja. Terong yang bisa tumbuh di dataran rendah maupun tinggi ini memiliki banyak sekali kandungan seperti kalori, serat, protein, karbohidrat, vitamin, dan sebagainya. Meskipun memiliki banyak manfaat yang sehat untuk tubuh, orang Jawa juga telah memaknai terong sebagai terusna anggone olehe manembah Gusti aja datnyeng atau jika diartikan menjadi teruslah beribadah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, jangan hanya saat butuh saja.

Filosofi terong ini dapat memberikan tamparan bagi masyarakat. Banyak sekali orang-orang berbondong bertobat kepada Tuhan saat wabah datang. Melalui terong, orang Jawa mengingatkan diri untuk terus beribadah pada Tuhan agar senantiasa dijaga dalam berbagai wabah dan juga marabahaya.

Keempat, ada kulit melinjo atau Gnetum gnemon L. Kulit melinjo juga bukan sesuatu yang harus sulit untuk dicari. Selain kulitnya, biji serta daunnya juga dapat dimanfaatkan. Kulit melinjo dipercaya dapat membantu menangkal radikal bebas dan memiliki antioksidan. Sedangkan orang Jawa memberikan filosofi dari kulit melinjo dalam sayur lodeh ini adalah aja mung ngerti njabane, nanging kudu ngerti njerone babagan pagebluk atau dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan menjadi jangan hanya mengetahui luarnya saja, tetapi harus mengerti apa yang ada di dalam bencana tersebut.

Kulit melinjo ini memiliki filosofi yang dapat membuka mata orang-orang. Melalui kulit melinjo, orang diingatkan untuk membuka pikiran dan mencari tahu tentang pandemi yang tengah terjadi. Banyak berita beredar, sehingga seseorang akan lebih mudah percaya tanpa mengetahui seluk beluk yang sebenarnya terjadi. Terkadang, hal tersebut menyebabkan pertikaian yang tiada ujung.

Kelima, ada waluh atau Cucurbita moschata. Sayuran berwarna kuning ini mengandung banyak vitamin dan juga, mineral, serta antioksidan yang tinggi. Waluh tentu saja memiliki filosofi sendiri bagi orang Jawa dalam sayur lodeh sebagai ritual tolak bala pandemi. Filosofi yang terkandung dalam waluh adalah uwalana ilangana ngeluh nggresula atau hilangkanlah sifat mengeluh.

Menghadapi pageblug pastilah menjadi satu hal yang sulit bagi setiap orang, sehingga timbulah rasa lelah dan keluhan. Namun, dari waluh ini seharusnya masyarakat dapat diingatkan bahwa mengeluh bukan sebuah sifat yang baik untuk dilakukan. Mengeluh hanya akan menyebabkan beban menjadi lebih berat. Jadi, waluh juga mengajarkan kita untuk aja nggresula dan alangkah baiknya untuk terus bahu membahu dalam menghadapi setiap situasi.

Keenam, ada godhong so atau daun melinjo yang masih muda. Sudah dijelaskan bahwa daun melinjo juga bermanfaat. Daun ini memilik antioksidan tinggi serta filosofi yang tak kalah dalam. Golong gilig donga kumpul wong saleh sugih kawruh adalah makna dari godhong so menurut orang Jawa yang artinya berkumpulah dengan orang-orang yang saleh dan orang pintar.

Dari godhong so ini dapat mengingatkan masyarakat untuk lebih selektif dalam memilih pergaulan. Golong gilig juga mengingatkan untuk selalu berdoa dan tetap berupaya agar tetap selamat pada suatu kondisi yang buruk ketika pageblug. Saling bertukar pikiran secara positif dengan orang lain juga dapat memberikan wawasan luas. Hal itu bisa menjadi alternative kegiatan dalam menghadapi pageblug.

Terakhir, ada tempe yang terbuat dari bahan dasar kedelai atau Rhizopus sp, Sudah banyak diketahui bahwa makanan ini memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah untuk menyembuhkan diare. Bahkan, Indonesia menjadi produsen terbesar tempe di dunia. Selain manfaat yang begitu banyak, tempe juga memberikan makna tersendiri bagi orang Jawa, yaitu, temenana olehe dedepe nyuwun pitulungane Gusti Allah atau jika diartikan menjadi bersungguh-sungguhlah dalam meminta pertolongan pada Tuhan.

Tempe yang memiliki banyak manfaat juga dapat menjadi pengingat. Ketika berdoa dan meminta pertolongan pada Tuhan, haruslah dengan ikhlas. Terlebih meminta untuk segera diredupkan musibah yang telah berlangsung lama. Selain dibantu dengan usaha, doa juga tak luput untuk dipanjatkan. Tempe  mengingatkan bahwa ketika melakukan sesuatu haruslah sungguh-sungguh dengan rasa ikhlas dan niat yang baik. Meskipun kadang kala harus menunggu, namun doa baiknya jangan pernah putus di jalan.

Sayur lodeh memang nampak sederhana. Akan tetapi setiap komposisi yang dimasak untuk ritual tolak bala ini selain mengandung nutrisi yang baik untuk tubuh, juga menyimpan makna yang berarti bagi masyarakat Jawa. Setiap makna tersebut dapat dijadikan doa dan pengingat bagi masing-masing individu agar menghadapi kehidupan yang baik dan tetap menerapkan prosesur yang berlaku.

Ritual tolak bala sayur lodeh ini adalah salah satu bentuk kepercayaan dari kearifan lokal masyarakat yang harus tetap terjaga, sehingga tidak menyebabkan pemerintah mengubah kebijakannya. Antara kebudayaan, teknologi, serta kebijakan berjalan selaras pada bidangnya masing-masing tanpa ada tumpang tindih yang merugikan satu sama lain.





img

Jogja Belajar Budaya

JB Budaya adalah salah satu layanan unggulan Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan DIY yang terintegrasi dengan jogjabelajar.org. JB Budaya merupakan media pembelajaran berbasis website yang mempelajari tentang budaya-budaya di Yogyakarta.




Artikel Terkait

Artikel yang juga anda sukai

Cerita Mahabarata

Kisah Mahabharata diawali dengan pertemuan Raja Duswanta dengan Sakuntala. Raja Duswanta adalah seorang raja besar dari Chandrawangsa keturunan Yayati, menikahi Sakuntala dari pertapaan....

Baca Selengkapnya