Sumber Foto: masakmasak[dot]blogspor[dot]com
Oleh : Nani Nurwati
Upacara adat mitoni adalah upacara yang dilaksanakan oleh seorang ibu hamil yang memasuki usia kadungan tujuh bulan dan pada kehamilan anak yang pertama. Mitoni berasal dari kata “pitu” yang artinya tujuh. Mitoni juga dalam bahasa jawa sering disebut dengan acara tingkepan. Tingkepan dalam bahasa jawa memiliki makna tutup. Istilah mitoni atau tingkepan adalah upacara terakhir yang dilakukan sebelum melahirkan. Serangkaian upacara mitoni memiliki makna dan harapan agar calon bayi dalam kandungan dapat berkembang dengan baik, dan kelak akan menjadi anak yang sesuai dengan harapan orang tua. Bagi ibu yang mengandung harapannya adalah selama mengandung sampai persalinan besok diberikan kelancaran, kesehatan, keselamatan, dan semuanya berjalan sesuai dengan harapan. Oleh karena itu sebagian masyarakat jawa masih melaksanakan upacara adat mitoni ini karena dianggap upacara ini mampu mewujudkan keinginan mereka terhadap calon anak. Upacara upacara adat terutama pada masa kehamilan diselenggarakan harus mencari hari baik.
Acara mitoni ini di dalamnya sangat kental dengan karakteristik budaya jawa yang diwujudkan dalam symbol symbol yang memiliki makna tersendiri. Symbol symbol dibuat untuk melangkapi ritual acara mitoni yang terdiri dari berbagai macam jenis tanaman, makanan, dan pakaian. Symbol tersebut dapat kita lihat pada upacara siraman, pecah buah kelapa, brojolan, calon ibu berganti pakaian atau kain jarik dengan berbagai motif, dan sepasang kelapa gading muda yang diukir dengan gambar tokoh-tokoh wayang. Simbol tersebut merupakan representasi dari tujuan dari upacara mitoni, tujuan tersebut antara lain untuk kebahagiaan, kemuliaan, kesehatan, kesejahteraan, dan keamanan. Gambar tokoh wayang ini memiliki symbol bahwa anak yang akan dilahirkan kelak akan memiliki watak seperti yang di ukir dalam buah kelapa gading muda tersebut. Tokoh wayang yang sering di ukir dalam buah kelapa adalah tokoh wayang Arjuna-Sembadra atau Kamajaya-Kamaratih mempunyai makna agar kelak kalau bayi lahir lelaki akan tampan dan mempunyai sifat luhur Kamajaya. Kalau bayi lahir perempuan akan secantik dan mempunyai sifat-sifat seluhur Dewi Ratih
Saat ini hanya sebagian masyarakat saja yang melakukan tradisi mitoni karena adanya bentuk perubahan pola pikir yang rasional serta membawa kesan religious ke dalam proses upacara ini. Ada juga masyarakat yang melakukan upacara adat mitoni namun tidak seluruhnya diterapkan, langkah-langkah upacara tidak secara keseluruhan dilakukan, dan makanan yang disajikan pun hanya terbatas mewakili beberapa symbol yang paling bermakna.
Serangkain upacara adat mitoni terdapat berbagai macam makanan yang disajikan, makanan
ini pun memiliki makna yang sangat baik. Makanan yang terdapat pada upacara adat mitoni antara lain :
- Tumpeng Pitu
Sumber http://masakmasak.blogspot.com/2007/07/hidangan-7-bulanan.html
Sesuai dengan namanya tumpeng ini terdiri dari tujuh tumpeng, dengan satu tumpeng paling besar berada di tengahnya dan dikelilingi enam tumpeng kecil di sekitarnya. Tujuh buah tumpeng menandakan bahwa kehamilan telah mencapai usia tujuh bulan. Tumpeng ini memiliki makna yang kuat dan harapannya kehamilannya baik baik saja, bayi yang akan dilahirkan sehat. Tumpeng ini terbuat dari nasi putih biasa. - Jenang Procot
Jenang procot terbuat dari tepung beras yang dicampur gula merah. Pada bagian tengah tengah jenang diberikan pisang yang telah matang. Jenang ini memiliki makna dan harapan orang tua bahwa bayi yang akan dilahirkan” mrocot” atau keluar dengan cepat dan lancar - Jenang Clorot
Jenang clorot juga sering kita temua pada upacara mitoni, jenang ini memiliki cita rasa yang manis dan lembut. Jenang ini terbuat dari campuran tepung beras, gula merah, garam, dan santan kental. Setelah tercampur rata kemudian adonan dimasukkan ke dalam wadah yang terbuat dari lilitan janur kemudian di kukus hingga matang. jenang ini disajikan sebanyak tujuh buah. Jenang clorot memiliki makna bahwa ketika ibu yang akan melahirkan diberikan kemudahan dan bayi akan lahir dengan cepat. - Jenang Abang
Sumber https://royaltumpeng.com/nasi-tumpeng-7-bulanan-untuk-acara-mitoni-selamatan.html
Jenang abang terbuat dari beras yang dimasak sampai lembek dan lembut kemudian dicampur dengan gula merah, sampai semuanya tercampur rata dan rasanya manis, dapat juga diberikan daun pandan untuk memeproleh cita rasa dan aroma yang wangi. Jenang abang ini dapat disajikan dengan siraman santan. Jenang abang memiliki makna bahwa kita selalu menghormati orang tua dan selalu memohon doa restu kepada orang tua agar selalu mendapatkan kemudahan, keselamatan, dan kelancaran. - Jenang Putih
Jenang putih merupakan jenang yang tebuat dari beras yang dicampur dengan santan kental, daun pandan dan sedikit garam. Cara memasaknya pun cukup mudah, semua bahan dicampur, kemudian tunggu hingga mendidih, aduk terus sampai beras menjadi lembek dan lembut. Jenang ini memiliki cita rasa yang gurih dan lembut teksturnya. Jenang putih ini memiliki makna penghormatan untuk orang tua agar selalu diberikan restu dan doa. - Jenang Abang Putih
Jenang bang putih merupakan bubur dari beras yang berwarna putih dengan rasa yang gurih dan bubur merah dengan tambah gula merah dengan rasa yang manis. Makna dari bubur abang putih adalah sebagai lambang dari kedua orang tuanya. Simbol terjadinya anak karena ada bapak dan ibu maka kita harus menghormati orang tua. - Jenang Palang Putih
Jenang palang putih merupakan bubur beras berwarna merah diberikan palang atau tanda silang yang terbuat dari bubur warna putih. Jenang palang putih memiliki makna adanya rasa dan karsa yang artinya semua tingkah laku dan ucapan/tutur kata dari orang tua calon bayi harus selalu disertai kemantapan dan niat yang tulus ikhlas. - Jenang Palang Abang
Jenang palang abang merupakan bubur beras berwarna putih yang di silang dnegan bubur berwarna merah. Jenang in memiliki makna bahwa seorang wanita/ibu jika akan melakukan tindakan maupun ucapan sebaikanya dirasakan dahulu menurut kemantapan hati, baru setelah itu baru dilaksanakan atau dilakukan. - Jenang Baro baro
Jenang baro baro adalah bubur beras putih dengan cita rasa gurih kemudian di atasnya diberikan taburan parutan kelapa yang sudah dicampur gula jawa dengan cita rasa manis. Jenang ini memiliki makna bahwa sebagai orang tua calon bapak dan ibu harus selalu bersama dalam berbgai suasana baik suka maupun duka dan dalam selalu bersama dalam menghadapi cobaan. - Jenang Sumsum
Jenang sumsum adalah jenang yang terbuat dari tepung beras dicampur dengan santan kental, daun pandan, dan sedikit garam di masak sampai mendidih. Cara penyjiannya adalah dengan disirmakan kuah kinca di atas jenang sumsum, sehingga tercipata perpaduan rasa guruh dan manis. Jenang sumsum memiliki makna bahwa calon ibu akan diberikan kekuatan, kelancaran, dan kesehatan saat melahirkan maupun setalah melahirkan. - Sega Gurih
Sega gurih atau sering disebut nasi uduk adalah beras yang dimasak dengan campuran santan, daun salam, dan sedikit garam. Saga gurih memiliki makna sebagai lambang makanan pokok, sumber pangan untuk keluarga, dan tidak kekurangan makanan. - Sega Punar
Sega punar adalah nasi yang berwarna kuning terbuat dari beras yang dimasak dengan tambahansantan daun salam, garam, dan kunyit. Sega punar memiliki makna bahwa harapan orang tua nanti saat bayi sudah lahir akan memberikan cahaya yang bersinar terang dalam kehidupan keluarga dan membawa kebahagiaan seluruh keluarga. - Sega Guyeng
Sega guyeng atau sega inter-inter adalah nasi dengan lauk gudangan (sayuran yang diberikan taburan kelapa berbumbu) dan telur dadar yang diris tipis. Sega guying ini memiliki makna bahwa bayi yang akan lahir diharapkan akan menjadi anak yang berakhlak baik, pintar, baik, pintar, dan menjadi teladan bagi orang lain. - Ketan Ponco Warno
Hidangan ketan ponco warno adalah hidangan dari bertas ketang yang dimasak, kemudian dibentuk bulat bulat dengan aneka warna. Ketan ponco warno ini memiliki makna tentang warna warni kehidupanyang akan melekat pada calon bayi. - Sega Megana
Sega megana adalah nasi yang diletakkan pada periok, dan di dalamnya sudah disertakan lauk beserta sayurannya. Sega megana memiliki makna bahwa calon bayi yang berada di kandungan pada usia tujuh bulan ini sudah terbentuk secara lengkap sebagai manusia baik secara fisik maupun non fisik yang siap dilahirkan. - Rujak
Rujak dalam acara mitoni adalah rujak gobet, rujak ini merupakan campuran dari buah buahan seperti bengkoang, nanas, manga muda, belimbing, jambu, kedondong, papaya,dan lain lain. Buah buahan tersebut biasanya diserut kemudian dicampur dengan saos yang bercita rasa manis pedas, asam, dan segar. Rujan ini memiliki makna bahwa anak yang akan lahir nanti dapat bergaul, berbaur, dan diterima oleh semua masyarakat. Prosesi jualan rujak pada acara mitoni ini adalah diharapkan anaknya tersebut kelak akan tercukupi rejekinya dan mendapatkan kesuksesan.
Daftar Pustaka :
- Purwadi. 2005. Upacara Tradisional Jawa (Menggali Untaian Kearifan Lokal). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Probosiwi. 2018. Interaksi Simbolik Ritual Tradisi Mitoni Berdasarkan Konsep Ikonologi-Ikonografi Erwin Panofsky dan Tahap Kebudayaan Van Peursen di Daerah Kroya, Cilacap, Jawa Tengah. Jurnal of Contemporary Indonesian Art. Vol.4 Nomor.2
- Baehaqie, Imam. 2017. Makna Semiotis Nama-nama Makanan dalam Sesaji Selamatan Tingkeban di Dukuh Pelem, Kabupaten Wonogiri. Jurnal : Litera. Vol 6 No 2
- Rahmatillah, I., Kusnadi, Setiari, A., 2017. Istilah-Istilah dalam Upacara Mitoni Pada Masyarakat Jawa di Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi: Kajian Etnolinguistik. Jurnal: Litera. Vol. 16 No.
- https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=3819
- http://jogjatv.tv/upacara-adat-mitoni/
- https://royaltumpeng.com/nasi-tumpeng-7-bulanan-untuk-acara-mitoni-selamatan.html
- https://food.detik.com/info-kuliner/d-2759896/mitoni-ritual-tujuh-bulanan-untuk-kelancaran-persalinan
- https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/05/14/filosofi-rujak-gobet-dalam-tradisi-tujuh-bulanan-masyarakat-jawa