Permainan Anak “Bas-Basan” Sepur Daerah Istimewa Yogyayakarta




Kata “Bas-basan” berasal dari kata “bas” yang di ulang dan mendapat akhiran an. Kata bas dapat dapat diperkirakan dari kata “tebas” yang berarti “borong”; “ditebas” berarti diborong.

Biasanya kata tebas dipakai dalam jual-beli padi di sawah. Jika petani telah selesai mengerjakan sawah dan padi sudah tinggal menuai, maka jika dia akan menjual padi yang masih berada disawah itu seluruhnya lalu disebut orang : padi itu “ditebaske” (ditebaskan, dijual seluruhnya). Orang yang datang membelinya disebut : penebas padi (membeli seluruhnya). Kata tebas dipakai jika padi masih berada disawah, dan si pembelilah yang harus menanggung biaya memetik (menuai) di sawahnya.

Permainan bas-basan agaknya mirip dengan tebas menebas disawah, karena disini berlaku untuk menjalankam “uwong” (orang-orangan) yang dapat mencaplok orang-orangan lawaannya. Dalam saling menge-bas atau saling mencaplok.

Permainan bas-basan dapat digolongkan sejenis dengan : mul-mulan, dham-dhaman, macanan dan lain-lainnya, karena permainan-permainan itu semua mempergunakan gambar petak-petak dan orang-orangan yang dijalankan di atas titik yang dihubungkan dengan garis-garis sehingga membentuk petak-petak itu.

Permainan ini di sebut bas-basan sepur karena jika mencaplok harus melalui lingkaran diluar petak persegi, seolah-olah harus melalui rel sepur.

Permainan bas-basan sepur ini dilakukan di sembarang waktu dan tidak berhubungan dengan peristiwa tertentu. Hanya saja karena permainan ini memerlukan konsentrasi fikiran, maka dipilihnya waktu yang tenang, bukan pada waktu orang sedang sibuk bekerja, dan tempatnyapun dipilih yang agak sepi.

Permainan ini bersifat kompetitif dan rekreatif, dan bermanfaat untuk melatih kecerdasan daya fikir. Padahal aturan permainan tidak terlalu rumit, maka banyak digemari anak-anak. Anak-anak yang bermainpun juga setiap anak saja, jadi tidak memandang dari golongan atau lapisan masyarakat yang bagaimanapun. Sebab itu maka permainan ini baik sekali digunakan sebagai sarana sosialisasi anak.

Permainan bas-basan sepur itu kiranya timbul lebih kemudian dari pada permainan-permainan lainnya yang sejenis, terbukti tidak termuat pada buku tulisan para pengarang tentang permainan anak jawa, misalnya buku lagu bocah-bocah karangan Raden Sukardi alias Prawirawinarsa, sedang permainan “macanan”, “mul-mulan” dan “bas-basan” sudah dimuat didalamnya.

Peserta permainan bas-basan sepur itu hanya ada 2 orang yang masing-masing mempunyai orang-orangn yang berbeda. Apabila yang hendak bermain lebih dari 2 orang anak, maka dibuatlah 2 atau 3 kelompok permaianan.

Meskipun yang bermain hanya 2 orang anak, sering pula mereka itu dikerumuni teman-teman lainnya yang ikut berpartisipasi.

Peralatan mutlak yang diperlukan dalam permainan ini hanyalah berupa selembar kertas atau selembar karton yang berukuran antara 60 x 60 cm.

Adapun gambar arena permainan yang harus dilukiskan seperti gambar dibawah ini, dengan ukuran setiap petaknya kira-kira 5 x 5 cm. Gambar itu dapat dibuat diatas lantai ubin dngan kapur atau arang.

Selain itu diperlukan orang-orangan yang dirupakan dengan benda-benda kecil seperti biji sawo (kecik), biji tanjung, batu-batu kecil, guntingan kertas atau sobekan daun dan lain sebagainya. Orang-orangan itu harus dibuat 2 macam jenis, misalnya bulat dan persegi, kecik sawo dan kecik tanjung, merah dan hijau dan sebagainya. Sedangkan jumlah orang-orangannya setiap pelaku harus memiliki 14 buah.

Jalannya permainan

  1. Persiapan

    Lebih dahulu diletakkanlah kertas atau karton yang sudah digambari seperti yang diterangkan di depan, atau di gambar pada lantai. Kemudian kedua pemain duduk berhadapa dengan karton bergambar ditengah-tengahnya.

    Masing-masing pemain membawa 14 orang-orangan yang berlainan jenisnya. Lalu diletakkanlah orang-orangan itu pada titik-titik silang sepanjang 2 garis di pinggir gambar yang terletak di depannya.
    Gambar lalu menjadi seperti berikut.
  2. Aturan Permainan

    Kedua pemain berundi dengan sut untuk menentukan siapa yang berhak mbermain lebih dahulu.

    Langkahnya setiap orang-orangan hanya dapat dijalankan menggeser satu langkah dari suatu titik disampingnya, baik maju, mundur, ke kanan ataupun ke kiri.

    Menjalankan orang-orangannya bergiliran satu langkah, dimulai pemain yang menang dalam undian.

    Tiap orang-orangan dapat mencaplok orang-orangan milik lawan, tetapi cara mencaploknya harus melalui garis lengkuing disetiap sudut gterlebih dahulu.

    Langkah ini dapat panjang atau pendek dan boleh ke segala jurusan.

    Contoh cara mencaplok :

    Keterangan gambar :
    a). Orang-orangan a. 5 dapat mencaplok c. 3 mealuli jalan _ _ _ _ _
    b). Orang-orangan b. 6 dapat mencaplok f. 4 melalui jalan . . . . . . . .
    c). Orang-orangan f. 5 dapat mencaplok d. 3 melalui jalan _ . _ . _ . _
    Mencaplok orang-orangan lawan hanya mendapat satu buah.
    Orang-orangan lawan yang di caplok diambil oleh pemain yang mencaplok, diletakkan diluar bidang, dan orang-orangan yang mencaplok berganti menempati tempat orang-orangan yang baru saja dicaplok. Siapa yang orang-orangannya sampai habis di caplok itulah yang kalah.

  3. Tahapan Permainan
    a. Tahapan Pertama
    Pemain yang menang dalam undian misalnya melakukan langkah pertama dengan satu orang-orangannya. Orang-orangan yang dilakukan boleh sehendaknya, apa yang ada di pinggir atau di tengah. Langkahnya hanya boleh satu jarak saja, artinya dari titik satu ke titik yang lain yang terdekat, boleh ke depan, ke belakang, ke kiri atau ke kanan.
    b. Tahapan Kedua
    Pemain lawannya, ialah B mendapat giliran untuk menjalankan orang-orangannya. Kemudian A, lalu B, lalu A dan seterusnya. Selama belum dapat mencaplok orang-orangan lawan,orang-orangannya hanya digeser sini geser sana, dan sementara itu mencari dan memikirkan jalan yang akan dilalui untuk dapat mencaplok orang-orangan lawan.

    Langkah-langkah pertama jelas belum dapat menbuat caplokan. Baru sesudah dijalankan 10 a 15 langkah, lalu ada kemungkinan untuk mencaplok. Jadi langkah-langkah permulaan itu hanya menggeser orang-orangnnya untuk membuka jalan melalui lengkungan disudut kemudian dapat mencaplok lawan, karena untuk dapat mencaplok harus melalui lengkungan dan garis lanjutannya yang bersih tidak ada orang-orangan.

    Demikian seterusnya hingga salah seorang pemain kehabisan orang-orangan karena semua telah tercaplok oleh lawan, dan yang kehabisan orang-orangan inilah yang dinyatakan kalah.

  4. Konsekuensi Kalah/Menang
    Dalam permainan bas-basan sepur ini tidak ada konsekuensi apapun baik untuk yang kalah maupun yang menang.
    Manfaat dari permainan ini seperti olah raga, dalam hal ini adalah olah raga otak, seperti halnya catur dan bridge.

Permainan ini masih digemari oleh anak-anak, karena alat-alat saarananya memang mudah didapat dan disembarang tempat mudah dilaksanakan. Meskipun demikian permainan ini juga tidak merata seperti yang telah kita saksikan.

Sumber :

Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah 1981/1982

Nicko Perdana Putra (2007), Perancangan dan Implementasi Permainan Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta.





img

Jogja Belajar Budaya

JB Budaya adalah salah satu layanan unggulan Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan DIY yang terintegrasi dengan jogjabelajar.org. JB Budaya merupakan media pembelajaran berbasis website yang mempelajari tentang budaya-budaya di Yogyakarta.




Artikel Terkait

Artikel yang juga anda sukai