
Jarit merupakan kain asli Indonesia dengan kekuatan dan pesona yang tak lekang oleh waktu. Guratan canting yang sarat kisah dan makna terpulas dengan eloknya dalam lembaran kain. Dari sisi fungsionalnya, jarit pun memiliki manfaat yang begitu banyak, tidak hanya digunakan sebagai penutup badan, berbagai aktivitas sehari-hari pun terasa lebih muda dengan keberadaan jarit.
Perkembangan zaman yang kian modern, tak lantas membuat posisi jarit menjadi terpinggirkan. Warisan leluhur ini sudah seharusnya dilestarikan. Terlebih jarit menyimpan keindahan batik yang begitu memukau. Berkaca pada kondisi tersebut, pada hari Kamis tanggal 24 April 2025, Jurusan Tunarungu SLBN 1 Bantul melaksanakan kegiatan Proyek Penguatan Proyek Pelajar Pancasila (P5) dengan tema “Bhineka Tunggal Ika”, subtema “Kebudayaan”.
Pada pertemuan tersebut, siswa berkebutuhan khusus diajak untuk lebih mengenal jarit, khususnya jarit motif Yogyakarta. Para siswa pun begitu antusias belajar memakai, melipat, dan mewiru jarit. Saat menemui kesulitan, mereka tidak segan untuk berdiskusi dengan temannya menggunakan bahasa isyarat.
Dengan diajarkannya keterampilan memakai, melipat, dan mewiru, para siswa tunarungu diharapkan memiliki pengetahuan untuk memperlakukan dan mempergunakan jarit sesuai pakem maupun acuannya. Sehingga, pengetahuan dan keterampilan tersebut bisa mengantarkan siswa pada kemandirian dalam memakai, melipat, dan mewiru jarit. Hal ini tentu menjadi begitu penting, mengingat generasi muda harus memiliki bekal kuat untuk bisa menjaga dan melestarikan warisan budaya Indonesia yang adi luhung.