Permainan Tradisional Bethet Thing Thong




Seperti umumnya dalam permainan rakyat, bahwa judul permainan sering mengambil kata-kata yang termuat dalam nyanyian pengiring permainan tersebut. Adakalanya pula mengambil atau menyesuaikan gerak-gerak yang terdapat dalam pelaksanaan bermain. Demikian juga dengan permainan Bethet thing thong ini, disebut demikian karena dalam permainan itu terdapat iringan lagu dengan awal kalimat Bethet thing-thong.

Bethet adalah nama jenis burung yang berparuh merah bulu hijau mengkilat, sedang kata thing-thong adalah istilah untuk tiruan bunyi.

Permainan Bethet thing-thong adalah termasuk permainan tradisional yang cukup dikenal oleh setiap anak. Permainan ini dilakukan oleh anak-anak pada sembarang waktu saja, asal mereka ada kesempatan untuk melakukan. Jadi dapat dilakukan pagi, siang, sore dan malam. Perlu diketahui, bahwa permainan Bethet thing-thog ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan sesuatu upacara adat apapun.

Macam permainan yang hampir sama dengan Bethet thing-thong  ini telah ada sekitar 121 tahun yang lampau. Kiranya permainan Bethet thing-thong inipun juga juga sejaman dengan itu, hanya dalam versi lain. Sedang perkembangannya hingga dewasa ini nampaknya masyarakat sudah jarang, bahkan mungkin sudah tidak ada lagi yang memainkan permainan ini.

A. Pelaku/Peserta Permainan

Permainan ini sekurang-kurangnya dilakukan oleh 3 orang anak. Jumlah peserta yang baik ialah antara 3 sampai dengan 7 orang anak. Lebih dari 7 pun tak masalah, tetapi terlalu lama. Maka sebaiknya bila lebih dari 7 orang anak, dijadikan lebih dari 1 kelompok.

Permainan ini merupakan permainan yang cocok bagi anak perempuan. Tetapi anak laki-laki pun juga bisa melaksanakan permainan ini. Selain itu juga bisa dimainkan bersama antara laki-laki dan perempuan, toh mereka masih kana-kanak.

Usia anak yang senang bermain Bethet thing-thong ini sekitar berumur 6 sampai 12 tahun. Diatas usia tersebut apabila ingin ikut serta bermain diperbolehkan juga.

Permainan ini sebagai pengisi waktu sesudah pulang sekolah, ketika anak-anak istirahat di rumah, sering mencari hiburan. Permainan ini cocok sekali untuk pengisi waktu. Permainan ini sifatnya menimbulkan kegembiraan, dan dengan permainan ini mereka dapat mengenal baik teman sepermainannya. Mereka dapat berkomunikasi dengan sebayanya, dapat menghilangkan sifat malu atau “clingus”.

B. Peralatan Permainan

Untuk melaksanakan permainan Bethet thing-thong tidak dibutuhkan alat bermain apa-apa. Sebab memperagakannya permainan tersebut cukup dengan gerak-gerak tangan serta tenaganya untuk berlari. Sedang tempat yang diperlukan untuk bermain diharapkan yang cukup luas, dan sebisa mungkin tidak mengganggu orang yang sedang bekerja atau tidur. Karena apabila anak-anak perempuan bermain, selalu penuh dengan keriuhan bahkan sering “pating jlerit” (saling berteriak).

C. Iringan Permainan

Saat permainan ini mulai dilakukan oleh anak-anak, maka merekapun menyanyikan lagu iringan permainannya yang juga disebut Bethet thing-thong.

Adapun lagunya seperti dibawah ini :

Bethet thing-thong legendhut gong,

Gong ilang,

Camcao gula kacang,

Wung gedhawung ilang.

Artinya :

Bethet thing-thong (nama permainan)

Gongnya ilang,

Camcao gula kacang, (nama-nama penganan)

Wung gedhawung (nama tumbuh-tumbuhan untuk obat) ilang

D. Jalannya Permainan

Apabila anak-anak itu telah sepakat untuk bersama-sama bermain, maka mereka lalu mengambil tempat yang cukup luas, mereka lalu berkerumun melingkar. Untuk memimpin jalannya permainan, dipilihlah diantara para peserta (ABCDEF) menjadi induknya.

  1. Peraturan Permainan
    a. Pemimpin permainan dipilih diantara peserta atas kesepatan seluruh peserta
    b. Peserta harus jujur
    c. Setiap suku kata dari Bethet thing-thong si pemimping permainan menunjuk pada setiap jari peserta berturut-turut dan berputar ke kanan (berlawanan dengan jalannya jarum jam)
    d. Bila lagu ini berakhir pada suku kata terakhir ialah “ilang” maka jari yang ditunjuk si ibu (pemimpin permainan) harus ditekuk ke dalam
    e. Lagu dinyanyikan berulang kali sehingga jari peserta habis di tekuk ke dalam semua
    f. Bagi peserta yang jari-jari mereka habisnya paling akhir, itulah yang kalah atau jadi
    g. Peserta yang kalah bertugas mengejar yang menang. Bila tertangkap, maka bergantilah yang jadi
    h. Apabila semua peserta pernah tertangkap, maka berakhirlah.
    Sebelum permainan itu dilakukan, terlebih dahulu peraturan permainan itu dimintakan persetujuannya kepada para peserta.
  2. Tahapan Permainan
    a. Tahap pertama
    Setelah para peserta berdiri membentuk lingkaran, kemudian tangan kiri masing-masing diangkat keatas setinggi pinggang dengan telapak tangan tengkurap, sedang jari-jari dalam sikap terbuka.

    b. Tahap ke dua

    Setelah semua jari-jari tangan kiri peserta dibuka, maka anak yang jadi ibu, ialah yang berkewajiban untuk memimpin jalannya permaianan, yang juga ikut berdiri dalam lingkaran itu segera melakukan tugasnya. Ia menjamah jari-jari para peserta satu persatu setiap suku kata syair lagu memutar ke kakan, sambil menyanyikan lagu bersama para peserta semua mengiringi jalannya permainan. Bunyi lagunya :

    Bethet thing-thong legendhut gong,
    Gong ilang,
    Camcao gula kacang,
    Wung gedhawung ilang

    c. Tahap ke tiga
    Apabila nyayian itu telah berakhir pada kata “ilang”, maka jari yang terjamah pada kata “lang”, harus hilang pula. Caranya, jari-jari tangan itu di tekuk kedalam.

    d. Tahap ke empat

    Sesudah itu nyayian dilanjutkan, ibu yang memimpin menjamah semua jari-jari itu lagi seperti yang dilakukan sebelumnya. Yang terkena kata “lang” harus di tekuk ke dalam juga.

    Demikian cara melaksanakan permainan tadi di ulang-ulang disertai nyanyian, hingga semua jari-jari para peserta itu habis hilang. Untuk selanjutnya anak yang terakhir kehilangan jarinya, dia bernasib buruk, sebab dia berarti kalah dan harus “dadi”.

    e. Tahap ke lima

    Sesudah diketahui siapa yang kalah, misalnya A maka peserta yang lain  ialah BDEF mereka segera bubar dan lari ke segenap penjuru. Sedang peserta yang “dadi” ialah A, konsekuensinya sebagai peserta yang kalah harus mengejar peserta-peserta yang menang (BCDEF).

    Seperti lazimnya anak-anak wanita, apabila berlari-larian selalu disertai jerit-jerit, hingga suasana menjadi ramai ataupun hiruk-pikuk

    Apabila telah ada yang tertangkap misalnya B, maka B ini menjadi anak yang kalah dan harus mengganti tugas A, untuk mengejar kawannya yang lain. Sedang A sendiri sudah bebas untuk mengejar, bahkan sekarang dapat dikejar atau di tangkap.

    Andaikata B dapat menangkap C, C sekarang “dadi” dan harus mengganti tugas B, B menjadi bebas dan dapat dikejar lagi. Demikian permainan itu berjalanseterusnya, dan apabila semua peserta sudah pernah tertangkap, maka mereka mengakhiri permainan itu.

E. Konsekuensi Kalah Menang

Konsekuensi bagi yang menang ialah harus mau dikejar oleh yang “dadi” dan harus berusaha agar tidak sampai tertangkap. Konsekuensi bagi yang “dadi” ialah harus mengejar peserta yang menang hingga tertangkap.

Kemampuan berlari cepat serta lari berkelok-kelok hingga tidak mungkin tertangkap, itulah yang menjadi kepuasan dan kesenangan anak-anak bermain.

F. Notasi Iringan Permaianan

Sumber : Buku Permainan Anak-anak Daerah Istimewa Yogyakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah 1981/1982





img

Jogja Belajar Budaya

JB Budaya adalah salah satu layanan unggulan Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan DIY yang terintegrasi dengan jogjabelajar.org. JB Budaya merupakan media pembelajaran berbasis website yang mempelajari tentang budaya-budaya di Yogyakarta.




Artikel Terkait

Artikel yang juga anda sukai