Oleh : Setya Amrih Prasaja, S.S.
Setelah sekian lama absen dari dunia peraksaraan (baca; digital), akhirnya pada rilis Sistem Operasi Windows 8.1. tahun 2013, aksara Jawa dan keyboard virtualnya bisa dinikmati untuk pengetikan dokumen piranti digital, terutama bagi pengguna Microsoft.
Hadirnya aksara Jawa dalam piranti digital ini, tentu tidaklah serta merta muncul begitu saja, ada sejarah panjang yang ikut menyertainya, untuk itu mari kita coba tengok perjalan panjang nan berliku sehingga aksara Jawa bisa kita nikmati pada piranti - piranti digital seperti PC, Laptop, Gadget, dan lain sebagainya.
Isu digitalisasi aksara Jawa mulai muncul pada gelaran Kongres Bahasa Jawa IV Semarang tahun 2006, pada paparan isu Teguh Budi Sayoga mencoba mengenalkan sebuah konverter aksara Jawa Pallawa dengan dua pilihan cakrik aksara Jawa hanacaraka.ttf dan hanacaraka JG.ttf, konverter ini untuk mempermudah pengetikan aksara Jawa pada sistem operasi Windows. Aksara Jawa hanacaraka dikembangkan sendiri oleh Teguh Budi Sayoga, dan hanacaraka JG dikembangkan oleh Jason Glavy, kedua fon aksara ini masih mengikuti standar ANSI (American National Standards Institute).
Tahun 2008 Yayasan Ajisaka mulai mengorganisir diskusi - diskusi intens di Semarang, Yogyakarta dan Surabaya untuk menyiapkan proposal pengajuan aksara Jawa ke Unicode, beberapa tokoh yang aktif terlibat diantaranya Ki Demang Sokowaten (Sudarto H.S), Hadiwaratama, Bagiono Djokosumbogo, Sutadi Purnadipura, dan Donny Harimurti. Setelah dirasa cukup pengumpulan bukti penggunaan aksara Jawa di lapangan, maka dengan pendanaan dari The U.S. National Endowment for the Humanities. Pada 6 Maret 2008 Michael Everson seorang expertis dari Unicode mengajukan proposal aksara Jawa dengan judul Proposal for encoding the Javanese script in the UCS. Adapun untuk mengetahui catatan perjalanan pengajuan aksara Jawa untuk bisa mendapatkan standard umum, bisa dicermati di bawah ini;
- 19 Mei 1997, Jeroen Hellingman mengajukan Javanese Proposal.
- 13 Maret 2006, Teguh Budi Sayoga mengajukan Proposal for encoding the Javanese Script in the UCS (A900-A97F).
- 31 Juli 2007, Michael Everson mengajukan Preliminary proposal for encoding the Javanese script in the UCS.
- 6 Maret 2008, Michael Everson kembali mengajukan Proposal for encoding the Javanese script in the UCS.
Setelah mengalami proses selama satu tahun lebih, maka pada tanggal 1 Oktober 2009 bersamaan dengan dirilisnya dokumen Unicode versi 5.2.0 aksara Jawa resmi terdaftar dengan blok karakter A980 - A9DF. Jumlah karakter aksara Jawa yang terdaftar tercatat 96 karakter, lengkap dari aksara pokok, sandhangan, serta tanda baca lainnya, serta masih disedialan lima slot karakter yang masih kosong yaitu A9CE, A9DA, A9DB, A9DC dan A9DD.
Hadirnya aksara Jawa di Unicode dari rilis pertama di Unicode versi 5.2.0 tahun 2009 sampai dengan rilis veri 15.0 pada tahun 2022 kelima slot kosong tersebut belum ada yang terisi dan tidak ada pengurangan jumlah karakter yang terdaftar. Namun meskipun demikian hingga rilis Unicode versi 15.0 aksara Jawa masih saja dikategorikan pada tabel 7 Unicode atau masuk tabel limited use, artinya aksara Jawa dan aksara - aksara Nusantara lainnya masih dianggap dalam kategori penggunaan terbatas, sehingga belum bisa massif diadopsi dan diaplikasikan secara menyeluruh pada perangkat - perangkat digital yang ada, sebagaimana Latin, Arab, China, Korea, dan lain sebagainya.
Aksara - aksara Nusantara lain di Indonesia yang sudah memiliki standard Unicode atau sudah memiliki blok karakter di Unicode antara lain:
- Aksara Bali dengan karakter kode 1B00 - 1B7F. Rilis pada 14 Juli 2006 bersamaan dengan dirilisnya Unicode versi 5.0.0., dan diamandemen pada 14 September 2021 bersamaan dengan dirilisnya Unicode versi 14.0.0. Status Limited Use (Table.7).
- Aksara Batak dengan karakter kode 1BC0 - 1BFF. Rilis pada 11 Oktober 2010 bersamaan dengan dirilisnya Unicode versi 6.0.0. Status Limited Use (Table.7).
- Aksara Bugis dengan karakter kode 1A00 - 1A1F. Rilis pada 14 Juli 2005 bersamaan dengan dirilisnya Unicode versi 4.1.0. Status Table 4.
- Aksara Jawa dengan karakter kode A980 - A9DF. Rilis pada 1 Oktober 2009 bersamaan dengan dirilisnya unicode versi 5.2.0. Status Limited Use (Table.7).
- Aksara Kawi dengan karakter kode 11F00 - 11F5F. Rilis pada 13 September 2022 bersamaan dengan dirilisnya Unicode versi 15.0.0. Status Limited Use (Table.7).
- Aksara Makassar dengan karakter kode 11EE0 - 11EFF. Rilis pada 5 Juni 2018 bersamaan dengan dirilisnya Unicode versi 11.0.0. Status Limited Use (Table.7).
- Aksara Rejang dengan karakter kode A930 - A95F. Rilis pada 4 April 2008 bersamaan dengan dirilisnya Unicode versi 5.1.0. Status Limited Use (Table.7).
- Aksara Sunda dengan karakter kode 1B80 - 1BBF. Rilis pada 4 April 2008 bersamaan dengan dirilisnya Unicode versi 5.1.0. Status Limited Use (Table.7).
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2020, melalui Seksi Bahasa dan Sastra, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar Pra Kongres Aksara Jawa I Yogyakarta 2023, isu yang diangkat adalah perumusan standardisasi fon aksara Jawa, standardisasi tata letak tombol aksara Jawa, standardisasi tata tulis aksara Jawa, dan standardisasi transliterasi aksara Jawa - Latin. Isu - isu yang dimunculkan tersebut kemudian menjadi bahan untuk didiskusikan dan sepakati pada gelaran Kongres Aksara Jawa I pada tahun 2023, hasil kesepakatan tentang standar fon dan tata letak keyboard aksara Jawa selanjutnya diajukan ke Badan Standar Nasional bekerjasama bersama Pengelola Alamat Domain Internet Indonesia (PANDI).
Pada tahun 2021 Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2021 disahkan, Peraturan Daerah ini berisi tentang Pemeliharaan dan Pengembangan Bahasa, Sastra dan Aksara Jawa. Pada tahun yang sama, pada bulan November 2021 fon dan tata letak papan tombol aksara Jawa hasil Kongres Aksara Jawa I Yogyakarta mendapatkan SNI bersama aksara Bali dan Sunda, melalui Surat KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 545/KEP/BSN/11/2021 TENTANG PENETAPAN SNI 9047:2021 FON (FONT) AKSARA NUSANTARA, dan KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 546/KEP/BSN/11/2021 TENTANG PENETAPAN SNI 9048:2021 TATA LETAK PAPAN TOMBOL AKSARA NUSANTARA. Pada tahun 2023 Badan Standar Nasional (BSN) melakukan amandemen dokumen SNI 9047 dan SNI 9048 dengan menambahkan standardisasi untuk aksara Kawi dan Pegon.
Perkembangan aksara Jawa digital semenjak tahun 2019 hingga 2023 mengalami perkembangan yang signifikan, dengan daya dukung perangkat digital yang semakin mendukung karakter aksara Jawa, namun demikian ada pekerjaan rumah yang masih menanti untuk segera dikerjakan, namun sebelum kita membahas secara detail permasalahan serta tantangan yang ada, beberapa perangkat yang mendukung aksara Jawa pada pengetikan - pengetikan digital;
- Sistem Operasi Windows, sistem operasi ini mengawali memasukkan aksara Jawa dan keyboard virtualnya semenjak rilis Windows 8.1., sehingga bagi pengguna sistem operasi ini perangkat sudah bisa menampilkan fon aksara Jawa standar Unicode beserta keyboard aksara Jawa standar Microsoft, fon aksara Jawa yang menjadi fon bawaan adalah Javanese Text.ttf atau Javatext.ttf. Bagi yang ingin merasakan sensasi pengetikan aksara Jawa di perangkat Windows menggunakan keyboard aksara Jawa Nataksara hasil Kongres Aksara Jawa I Yogyakarta 2021 bisa mengakses laman aksaradinusantara.com.
- Sistem Operasi Macintosh atau lazim dikenal MacOs, pengguna MacBook maupun iMac bisa menikmati aksara Jawa di perangkat ini mulai MacOs 10.15 (Catalina), meskipun pengguna MacBook dengan Os Catalina bisa menikmati aksara Jawa, artinya aksara Jawa bisa tampil sempurna di perangkat ini, namun sayang MacOs belum menyediakan fitur keyboard pengetikannya. Fon aksara Jawa yang menjadi bawaan sistem operasi ini adalah Noto Sans Javanese.ttf., adapun bagi yang tertarik ingin menggunakan aksara Jawa dalam pengetikan aksara Jawa di perangkat ini bisa memanfaatkan keyboard aksara Jawa hasil Kongres Aksara Jawa I Yogyakarta 2021, file keyboard bisa diakses dan undhuh pada laman https://wongsayuk.webnode.page.
- Sistem Operasi Linux, Distro Linux yang umum sudah bisa mengakses aksara Jawa versi Unicode adalah Distro Ubuntu, Linux Mint, fon aksara Jawa yang menjadi bawaan sistem operasi ini adalah Noto Sans Javanese.ttf., keyboard bawaan juga sudah disertakan tinggal mengaktifkan saja.
- Sistem Operasi Android, pengguna Android akan bisa menikmati fitur aksara Jawa di perangkat gadgetnya dengan sempurna pada OS Android versi 11. Bagi pengguna Android versi di bawahnya harus mengkustomasi perangkatnya agar bisa digunakan untuk mengetik dan menampilkan aksara Jawa, aplikasi yang bisa digunakan untuk mengkostumasi adalah zFont 3 bisa diundhuh melalui Playstore.
- Sistem Operasi iOs dan iPad, pengguna iPhone dan iPad bisa menikmati aksara Jawa pada perangkatnya minimal pada iOs versi 13.0., untuk mengaktifkan keyboard aksara Jawa pada perangkat iOs dan iPadOs bisa menggunakan aplikasi Aksaraya pada undhuhan Appstore. Fon bawaan yang digunakan pada perangkat adalah Noto Sans Javanese.ttf.
Kendala dan tantangan aksara Jawa sebagaimana yang dihadapi adalah, selain permasalahan teknis juga terdapat masalah - masalah lain yang muncul, beberapa hal kendala yang muncul adalah;
- Secara Teknis aksara Jawa belum bisa terenkripsi secara penuh di internet karena status aksara Jawa di Unicode masih digolongkan pada tabel 7, persyaratan yang harus dipenuhi adalah aksara Jawa harus ada di tabel 5.
- Non Teknis di luar aksara Jawa, bahasa Jawa senyatanya sampai detik ini belum terdaftar pada ISO 3166 dan ISO 639.
Kendala - kendala yang ada tersebut tentu bukan alasan untuk kita diam dan patah arang, ada banyak hal yang bisa kita lakukan bersama untuk bisa menduniakan aksara Jawa, memartabatkan aksara leluhur kita bersanding sejajar dengan aksara - aksara lain di dunia. langkah kongkrit yang bisa kita bersama lakukan adalah dengan melakukan gerakan massal penggunaan aksara Jawa di setiap lini, setiap kesempatan, sehingga penggunaan aksara Jawa semakin terlihat baik di ruang publik, maupun ruang - ruang digital. Gelaran Kongres Bahasa Jawa VII Jawa Tengah tahun 2023 ini menjadi momentum untuk kita bisa mensiasati dan menyiapkan strategi supaya bahasa dan aksara Jawa bisa benar - benar anjayeng bawana, dikenal dan bisa dimanfaatkan secara luas serta memiliki standar nasional hingga standar internasional.